Latest News

Thursday, September 15, 2016

Ternak Lokal Tropis

Sudah menjadi viral di masyarakat terutama di kalangan akademisi peternakan mengenai swasembada daging sapi. Sejak dicanangkan pada tahun 2000 program yang direncanakan berhasil pada tahun 2014 ini belum juga membuahkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional, populasi sapi pada tahun 2014 sebesar 14,7 juta ekor. Jumlah ini merupakan data keseluruhan populasi sapi nasional.
Jika kita tinjau istilah mengenai kata swasembada, seharusnya dikhususkan pada konteks produksi atau kebutuhan. Jika target capaian swasembada daging sapi bermuara pada pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional, tentunya perkembangannya akan terus berubah dari tahun ke tahun. Artinya bahwa, jika target program swasembada daging sapi adalah terpenuhinya kebutuhan daging sapi nasional, pemerintah hendaknya meningkatkan kemampuan peternak dalam pemeliharaan ternak sapi. Hal ini karena berkaitan dengan peningkatan kuantitas ternak sapi yang siap dipotong. Seperti diketahui harga daging sapi saat ini berkisar antara Rp. 100.000 � Rp. 120.000/kg, angka ini mengindikasikan tingginya permintaan akan daging dibanding ketersediannya di pasaran. 

Pencapaian swasembada daging sapi selama ini belum tercapai diduga karena beberapa factor, diantaranya adalah validitas data produksi daging dan kebutuhan daging nasional. Seperti dilansir dari laman detik.com antara Kementan dan Menko Perekonomian berbeda data mengenai kebutuhan daging sapi nasional. Kementan melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi pada tahun 2016 adalah 490.000 ton dengan produksi daging sapi lokal sudah mencapai 2,5 juta ekor atau setara dengan 441.000 ton, sehingga dengan perhitungan tersebut seharusnya pemerintah tinggal mengimpor sebanyak 48.000 ton atau setara dengan 146.000 ekor. Kondisi ini, sebagaimana dilaporkan seharusnya sudah dikatakan swasembada karena penyediaan daging sapi dari dalam negeri sudah mencapai 90,1% sebagaimana FAO menyatakan bahwa tercapainya swasembada apabila impor kurang dari 10%.

Berbeda dengan data yang dimiliki Kementan, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi tahun 2016 adalah 674.690 ton. Berdasarkann kebutuhan tersebut, hanya 441.761 ton yang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri maka kekurangan sebanyak 232.929 ton harus dipasok dari impor. Kondisi ini menjadi dasar pemerintah dalam melakukan impor daging sapi beberapa waktu lalu. Perbedaan data tersebut kemungkinan karena standar konsumsi daging sapi yang digunakan berbeda. Dimana Musdhalifah melaporkan bahwa standar konsumsi daging perkapita yang digunakan adalah 2,61 kg/kapita/tahun.
Oleh karena itu, jika pemerintah berkomitmen untuk tercapainya swasembada daging sapi nasional, langkah pertama yang harus dilakukan adalah validasi data kebutuhan serta ketersediaan ternak sapi siap potong yang diproduksi di dalam negeri. Pentingnya validitas data ini karena menjadi salah satu dasar penetapan program yang tepat untuk pencapaian swasembada daging sapi.

Ternak Tropis Lokal

Sudah menjadi viral di masyarakat terutama di kalangan akademisi peternakan mengenai swasembada daging sapi. Sejak dicanangkan pada tahun 2000 program yang direncanakan berhasil pada tahun 2014 ini belum juga membuahkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional, populasi sapi pada tahun 2014 sebesar 14,7 juta ekor. Jumlah ini merupakan data keseluruhan populasi sapi nasional.

Jika kita tinjau istilah mengenai kata swasembada, seharusnya dikhususkan pada konteks produksi atau kebutuhan. Jika target capaian swasembada daging sapi bermuara pada pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional, tentunya perkembangannya akan terus berubah dari tahun ke tahun. Artinya bahwa, jika target program swasembada daging sapi adalah terpenuhinya kebutuhan daging sapi nasional, pemerintah hendaknya meningkatkan kemampuan peternak dalam pemeliharaan ternak sapi. Hal ini karena berkaitan dengan peningkatan kuantitas ternak sapi yang siap dipotong. Seperti diketahui harga daging sapi saat ini berkisar antara Rp. 100.000 � Rp. 120.000/kg, angka ini mengindikasikan tingginya permintaan akan daging dibanding ketersediannya di pasaran. 
Pencapaian swasembada daging sapi selama ini belum tercapai diduga karena beberapa factor, diantaranya adalah validitas data produksi daging dan kebutuhan daging nasional. Seperti dilansir dari laman detik.com antara Kementan dan Menko Perekonomian berbeda data mengenai kebutuhan daging sapi nasional. Kementan melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi pada tahun 2016 adalah 490.000 ton dengan produksi daging sapi lokal sudah mencapai 2,5 juta ekor atau setara dengan 441.000 ton, sehingga dengan perhitungan tersebut seharusnya pemerintah tinggal mengimpor sebanyak 48.000 ton atau setara dengan 146.000 ekor. Kondisi ini, sebagaimana dilaporkan seharusnya sudah dikatakan swasembada karena penyediaan daging sapi dari dalam negeri sudah mencapai 90,1% sebagaimana FAO menyatakan bahwa tercapainya swasembada apabila impor kurang dari 10%.
Berbeda dengan data yang dimiliki Kementan, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi tahun 2016 adalah 674.690 ton. Berdasarkann kebutuhan tersebut, hanya 441.761 ton yang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri maka kekurangan sebanyak 232.929 ton harus dipasok dari impor. Kondisi ini menjadi dasar pemerintah dalam melakukan impor daging sapi beberapa waktu lalu. Perbedaan data tersebut kemungkinan karena standar konsumsi daging sapi yang digunakan berbeda. Dimana Musdhalifah melaporkan bahwa standar konsumsi daging perkapita yang digunakan adalah 2,61 kg/kapita/tahun.
Oleh karena itu, jika pemerintah berkomitmen untuk tercapainya swasembada daging sapi nasional, langkah pertama yang harus dilakukan adalah validasi data kebutuhan serta ketersediaan ternak sapi siap potong yang diproduksi di dalam negeri. Pentingnya validitas data ini karena menjadi salah satu dasar penetapan program yang tepat untuk pencapaian swasembada daging sapi.

Ternak Tropis Indonesia

Sudah menjadi viral di masyarakat terutama di kalangan akademisi peternakan mengenai swasembada daging sapi. Sejak dicanangkan pada tahun 2000 program yang direncanakan berhasil pada tahun 2014 ini belum juga membuahkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional, populasi sapi pada tahun 2014 sebesar 14,7 juta ekor. Jumlah ini merupakan data keseluruhan populasi sapi nasional.
Jika kita tinjau istilah mengenai kata swasembada, seharusnya dikhususkan pada konteks produksi atau kebutuhan. Jika target capaian swasembada daging sapi bermuara pada pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional, tentunya perkembangannya akan terus berubah dari tahun ke tahun. Artinya bahwa, jika target program swasembada daging sapi adalah terpenuhinya kebutuhan daging sapi nasional, pemerintah hendaknya meningkatkan kemampuan peternak dalam pemeliharaan ternak sapi. Hal ini karena berkaitan dengan peningkatan kuantitas ternak sapi yang siap dipotong. Seperti diketahui harga daging sapi saat ini berkisar antara Rp. 100.000 � Rp. 120.000/kg, angka ini mengindikasikan tingginya permintaan akan daging dibanding ketersediannya di pasaran. 

Pencapaian swasembada daging sapi selama ini belum tercapai diduga karena beberapa factor, diantaranya adalah validitas data produksi daging dan kebutuhan daging nasional. Seperti dilansir dari laman detik.com antara Kementan dan Menko Perekonomian berbeda data mengenai kebutuhan daging sapi nasional. Kementan melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi pada tahun 2016 adalah 490.000 ton dengan produksi daging sapi lokal sudah mencapai 2,5 juta ekor atau setara dengan 441.000 ton, sehingga dengan perhitungan tersebut seharusnya pemerintah tinggal mengimpor sebanyak 48.000 ton atau setara dengan 146.000 ekor. Kondisi ini, sebagaimana dilaporkan seharusnya sudah dikatakan swasembada karena penyediaan daging sapi dari dalam negeri sudah mencapai 90,1% sebagaimana FAO menyatakan bahwa tercapainya swasembada apabila impor kurang dari 10%.

Berbeda dengan data yang dimiliki Kementan, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud melaporkan bahwa kebutuhan daging sapi tahun 2016 adalah 674.690 ton. Berdasarkann kebutuhan tersebut, hanya 441.761 ton yang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri maka kekurangan sebanyak 232.929 ton harus dipasok dari impor. Kondisi ini menjadi dasar pemerintah dalam melakukan impor daging sapi beberapa waktu lalu. Perbedaan data tersebut kemungkinan karena standar konsumsi daging sapi yang digunakan berbeda. Dimana Musdhalifah melaporkan bahwa standar konsumsi daging perkapita yang digunakan adalah 2,61 kg/kapita/tahun.
Oleh karena itu, jika pemerintah berkomitmen untuk tercapainya swasembada daging sapi nasional, langkah pertama yang harus dilakukan adalah validasi data kebutuhan serta ketersediaan ternak sapi siap potong yang diproduksi di dalam negeri. Pentingnya validitas data ini karena menjadi salah satu dasar penetapan program yang tepat untuk pencapaian swasembada daging sapi.

Wednesday, September 14, 2016

Mengenal Pakan Angsa Untuk Menghasilkan Anakan Yang Berkualitas

Angsa termasuk salah satu unggas yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia di pedesaan maupun diperkotaan. Dari angsa kita bisa memperoleh dagingnya yang lezat, telurnya untuk dikonsumsi. Memang produk dari dari angsa seperti daging dan telur, lebih jarang kita temui dibandingkan dengan produk ayam. Namun itu bukan penghalang untuk kita  memulai beternak angsa.

Angsa sebenarnya bila diumbar diluar kandang akan dapat mencari makan sendiri. Maka tidak heran bila peternak angsa membiarkan angsa mereka berkeliaran di luar kandang, mungkin di kebun atau disawah untuk mencari makan sendiri. Angsa sendiri karena berpostur badan besar lebih sesuai jika dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah kita.



Ada keunikan dari seekor angsa. Angsa biasanya mengeluarkan suara yang nyaring kala orang asing berada disekitar mereka. Terkadang mereka bisa menyerang orang yang mengganggu mereka. Untuk itu jika anda tidak mau memelihara anjing untuk menjaga rumah dari pencuri, alternatif yang bagus dengan memelihara angsa ini. Hal ini cukup beralasan karena dalam hadits juga di sebutkan Dari Ibnu �Umar, Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

�Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak dua qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud).� (HR. Muslim: 23 Kitab Al Masaqoh).

Jika malam ada orang asing berniat buruk terhadap rumah anda, angsa akan mengeluarkan suaranya yang nyaring. Itu pertanda ada bahaya yang datang menyerang anda. Maka anda dapat meminta tolong kepada tetangga atau melihat sendiri pencuri yang dimaksud akan berniat jahat. Jika si pencuri menyadari maka dia akan melarikan diri.

Meskipun angsa dapat mencari sendiri makan, sebagai peternak harus dapat menyediakan makanan yang dikonsumsi angsa. Dengan pemberian ransum yang bergizi dan tepat, angsa anda dapat tumbuh cepat dan sehat. Untuk membuat sendiri ransum bahan-bahannya sangat mudah seperti 15 kg dedak, 3 kg konsentrat dan 2 kg jagung giling. Bahan tersebut diaduk menjadi adonan dan dapat diberikan pada angsa. Untuk menu siang hari, makanan angsa perlu ditambahkan irisan sayuran segar seperti kangkung, sawi, bayam, genjer. Untuk selingan bisa irisan daun pepaya segar.

Jika dilingkungan anda terdapat banyak tanaman enceng  gondok yang biasanya memenuhi aliran sungai, mulai sekarang hal itu dapat menjadi solusi karena angsa mau mengkonsumsi irisan enceng gondok. Selain itu angsa juga mau mengkonsumsi batang pisang yang dicacah atau diiris halus. Nah, ternyata untuk makanan angsa mudah dan murah bukan?



Untuk mendapatkan suplai protein alami, bisa diberikan tambahan berupa ikan segar, yuyu atau kepiting, keong, bekicot. Sebelum diberikan usahakan bahan tersebut dibersihkan, dihaluskan atau diiris halus agar angsa tidak tersedak oleh tulang atau cangkang dari kepiting. Dengan pemberian makanan berupa protein alami dari sekitar kita, hal itu bisa meningkatkan produktivitas telur hingga bisa mencapai 80%.

Kini anda dapat memelihara angsa tanpa rasa khawatir  angsa anda kekurangan makanan. Jika anda dapat secara konstan memberikan makanan yang bergizi maka anakan yang dihasilkannya akan berkualitas. Dari indukan yang berkualitas dan disertai dengan pola makan yang bergizi dan perawatan yang tepat maka anakan yang dihasilkannya akan berkualitas.


Peluang Usaha Ternak Angsa Atau Soang Yang Menjanjikan

Apakah anda tau binatang angsa? Mungkin sebagian dari anda hanya pernah mendengar namanya atau melihatnya dari film kartun barbie.

apa sih angsa itu?

Angsa atau soang (dalam bahasa jawa biasa disebut juga banyak), merupakan salah satu jenis unggas ternak yang bisa di budidaya dan diambil daging serta telurnya.

Mungkin memang sekarang jumlah angsa dan pembudidaya nya sendiri sudah lumayan berkurang jika dibandingkan dengan jenis unggas peliharaan lain seperti bebek dan ayam tapi jangan salah, semakin sediktinya petani yang memelihara angsa justru bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi anda karena sedikit sekali saingan.

Kenapa usaha budidaya angsa ini menjanjikan?
Dari segi pemasaaran ya memang kita sama sama mengakui ayam dan bebek menjadi primadona, tapi apakah kalian tau ternyata angsa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki unggas lain seperti bebek.

Apa saja kelebihan angsa?Berikut ini kelebihan angsa dibanding unggas lain:
Angsa memiliki tubuh lebih besar, gempal dan berdaging.
Memiliki ukuran telur jauh lebih besar dan lebih banyak.
Memiliki daging lebih padat di banding unggas lain.
Harga jauh lebih mahal di banding unggas lain.
Harga jual beli angsa putih menjadi sorotan tersendiri karena memiliki nilai jual yang fantastis. Bahkan dalam berbagai kasus sepasang angsa babon (indukan) yang sehat bisa bisa menembuh angka 500 ribu? Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang d peroleh untuk sekali jual?
Tapi permasalahannya kembali lagi dari kurangnya minat konsumen karena yang diketahui masyarakat saat ini kalau nggak ayam ya bebek, padahal dari segi potensi dan nilai ekonomisnya angsa jelas lebih unggul di banding unggas lain.

Bagaimana cara budidaya angsa?Budidaya angsa sebenarnya jauh lebih mudah dibanding dengan unggas lain karena angsa bisa mencari makan sendiri dan memiliki daya tahan tumbuh lebih baik terhadap penyakit.
tapi untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya angsa ada beberapa tips yang bisa anda terapkan.

1. Persiapan kandang
Sama seperi memelihara unggas lain memelihara angsa pun membutuhka kandang, kandang ini nantinya digunakan untuk angsa tidur, bertelur dan makan. serta sarana untuk melindungi angsa dari hewan buas seperti anjing dan lainl lain.

2. Pemilihan Indukan.
Induk merupakan salah satu penentu perkembangan angsa anda nantinya, untuk angsa indukan sebaiknya anda memperhatkan dengan teliti pemilihannya, untuk anda yang hendak menjadikan angsa pedaging carilah angsa dari keturunan bibit gemuk dan untuk petelur pilihlah yang keturunananya banyak dalam setiap kali bertelur.

3. Pakan
Makanan angsa tidak jauh berbeda dengan unggas lain yaitu seperti dedak beras, atau hewan kecil dan berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh ditanah, untuk emaksimalkan pertumbuhan sebaiknya anda memberikan pakan 2 kai sehari yaitu pagi dan sore hari, sedangkan untuk siang hari biarkan angsa mencari makan secara mandiri.

4. Masa bertelur dan mengerami.

Memasuki masa bertelur dan mengerami angsa membutuhkan sarang buatan yang nantinya akan digunakan induknya dalam proses pengeraman, dan angsa menjadi sangat agresif pada saat mengerami jadi usahakan untuk menhindari mengganggu anak anaknya, karena bisa di batok menggunakan parunya jika angsa merasa aknaknya diganggu.

5. Panen.
Tidak ada ketentuan khusus kapan anda harus memanen atau mengkonsumsi angsa anda, anda bisa dengan alami menyeleksi angsa mana yang sudah siap untuk dipanen dan mana yang belum, tapi perlu dipertimbangkan angsa yang terlalu tua akan memiliki daging yang lebih alot .

Mungkin hanya itu dulu yang bisa berwirausaha.net bagikan kali ini tentang peluang usaha budidaya angsa dan cara berternak angsa yang baik, semoga bermanfaat dan sukses selalu denga usaha anda.

Tuesday, September 13, 2016

Baka-Baka Angsa Seluruh Dunia



Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, �perceraian� terkadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan.
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.

Spesies di belahan bumi utara memiliki warna bulu yang putih bersih, namun angsa di belahan bumi selatan campuran warna hitam dan putih. Angsa Hitam Australia (Cygnus atratus) berwarna hitam secara keseluruhan kecuali bulu yang dugunakan untuk terbang pada bagian sayapnya. Angsa hitam muda berwarna abu-abu cerah. Di Amerika Selatan, Angsa Berleher Hitam memiliki leher berwarna hitam sesuai namanya. Kaki angsa umumnya berwarna abu-abu gelap, kecuali dua spesies yang berasal dari Amerika Selatan yang memiliki kaki berwarna merah muda. Warna paruh bervariasi; spesies subartik memiliki paruh berwarna hitam dengan campuran warna kuning. Yang lainnya berwarna merah dan hitam.

Angsa umumnya terdapat di daerah beriklim sedang, jarang terdapat di daerah tropis. Lima spesies terdapat di belahan bumi utara, satu spesies ditemukan di Australia dan Selandia Baru, sisanya tersebar di Amerika Selatan. Angsa tidak terdapat di Asia tropis, Amerika Tengah, bagian utara Amerika Selatan, dan seluruh Afrika.

Angsa makan di daratan dan di air. Mereka hampir selalu bersifat herbivora, meski sejumlah kecil hewan akuatik kecil menjadi mangsa mereka. Di perairan, makanan mereka dapatkan dengan menyaring air, dan makanan mereka terdiri dari akar-akaran, batang, dan daun tanaman akuatik dan tanaman dalam air.

Angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung seumur hidup. Sarang mereka berada di daratan dekat perairan, dan jaraknya sekitar satu meter. Tidak seperti bebek dan angsa berleher pendek, angsa jantan membantu pembangunan sarang. Ukuran rata-rata telur angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g. Inkubasi berlangsung selama 34-45 hari.

Angsa merupakan salah satu hewan ternak yang masuk dalam kategori unggas seperti ayam dan bebek yang jarang diternakkan dalam peternakan

Spesies

Genera Coscoroba

Coscoroba coscoroba, daerah sebaran di Amerika Selatan

Genera Cygnus

Cygnus olor, daerah sebaran di Eurasia


Cygnus atratus Angsa Hitam, daerah sebaran di Australia


Cygnus melancoryphus, daerah sebaran di Amerika Selatan


Cygnus cygnus, daerah sebaran di sub-artik Eropa dan Asia


Cygnus buccinator, daerah sebaran di Amerika Utara


Cygnus columbianus, daerah sebaran di Eropa dan Amerika Utara


Jenis-Jenis Angsa Biakan


TIPS MEMELIHARA ANGSA

1)PEMILIHAN BAKA

-Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan BAKA angsa.

-Jenis baka angsa yang terkenal diantaranya adalah

1- Toulouse,


2- Embden dan


3- African yang tergolong paling berat tubuhnya,


4- Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan


5- Chinese yang paling ringan beratnya.



2)PEMAKANAN

-Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi nutrisi.

-Angsa sangat suka dalam memakan rumput atau daun seperti:

Daun Pisang



Pucuk Ubi



Daun Pandan


Napier



Daun/Pucuk Sawit



Rumput Ragut DLL



3)PEMBIAKAN

-Angsa paling baik diternak secara berpasangan(monogamy) atau bertiga(polygamy).
-Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama.
-Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun.
-Kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina.

4)PENGERAMAN(INCUBATION) 

-Suhu yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13�C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%.
-Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari
-Suhu Incubator untuk pengeraman tuler angsa adalah diantara 38�C hingga 39�C
-Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri.
-Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil 3-5-7 kali sehari untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam. 


5)PENJAGAAN ANAK ANGSA

-Selapas Anak angsa menetas seelok-eloknya diletakkan kedalam broder selama 3-7 hari untuk memastikan anak angsa benar-benar kuat
-Broder hendaklah sentiasa dibersihkan supaya tiada HAMA ataupun dihurung AGAS
-Selepas itu boleh di alihkan ke reban didik seelok-eloknya ditutupi dengan jaring seperti kelambu
Bagi mengelakkan nyamuk menggigit angsa
-Selepas 2-3Bulan boleh diturunkan ke atas tanah supaya anak angsa boleh belajar makan rumput dan membiak...
.

KELEBIHAN MEMELIHARA ANGSA

Angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya.
Angsa mudah tumbuh menjadi besar.
tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan Vaksin Mahupun ubat-ubatan.

Pendapat Mengenai angsa dan air tidak dapat dipisahkan.

Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya

lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa

Belajar Ternak Angsa Di Halaman Rumah

Setelah beberapa bulan memelihara angsa dan belajar bagaimana merawatnya, sesuai dengan petunjuk dan referensi yang saya dapat, dan juga pengalaman di lapangan saya bisa berbagi beberapa pengalaman.

Memelihara Telur sampai menjadi anak yang kuat

Seekor angsa betina dewasa, biasanya mampu menghasilkan telur 4 - 8 telur, dan telur-telur tersebut bisa menjadi anak bila dibuahi oleh sang jantan. Biasanya telur-telur tersebut akan di di letakkan disarang yang dibuat oleh angsa betina, atau kita bisa pindahan ke dalam sarang yang bisa kita buatkan misalnya dari kotak ukuran 60cmx60cm atau lebih. Kemudian didalamnya diletakkan jerami atau rumput-rumput yang sudah kering, biasanya akan diatur oleh sang induk sendiri. Biasanya pasangan sang angsa betina suka membantu membuat sarangnya.
Untuk sarang angsa usahakan dibuat atau tempatnya dipastikan kering dan kelembaban normal, artinya kondisi tidak basah sekali, karena apabila sarang angsa tersebut basah, angsa biasanya tidak mau mengerami telurnya. Waspadai saat musim hujan, pastikan tidak ada air yang masuk atau membasahi sarang. Kemudian pastikan sarang tersebut aman dari gangguan seperti kucing dan tikus, siapa tahu juga ada ular, karena binatang tersebut biasanya suka memakan telur angsa. Memang biasanya bila telur dierami, sang jantan juga akan ikut menjaga sang betina.

Ini Kandang angsa yang saya buat, dan sarang didalamnya

Sarang angsa yang dibuat oleh induk, kita siapkan rumput kering dan jerami

Selama proses mengerami pastikan sarang angsa kering dan kelembaban terjaga, jangan letakkan makan dan minum angsa di dekat sarang, karena angsa betina selama mengerami jarang sekali keluar untuk mencari makan, jadi yang makan biasanya sang jantan yang didekatnya sehingga kadang-kadang makan dan minum tumpah dan bisa membasahi sarang.
Untuk mengerami telur ada 2 metode yang pertama secara manual yaitu sang induk mengerami sendiri telur sampai menetas, yang artinya tingkat keberhasilannya hanya 50%-70% itu pun tergantung kondisi lingkungan seperti musim,kelembaban sarang dan gangguan binatang lain, sebagai pengalaman angsa saya yang pertama bertelur 8 yang dicuri kucing 1 yang dierami 7 dan yang menetas 4 biji. Kemudian angsa yang kedua betelur 5 yang pecah dan di curi 2, sisa 3 yang berhasil ditetaskan 2, namun karena waktu itu baru menetas dan sarang basah karena (hujan lebat dan angin) sehingga sang induk  meninggalkan sarang dan satu anak mati basah dan kedinginan.
Metode kedua adalah dengan menggunakan mesin penetas, yang tingkat keberhasilan sampai 90%, sampai saat ini saya belum pernah mencoba. 
Apabila telur sudah menetas harus diperhatikan kondisi sarang, jangan sampai basah karena telur yang menetas, karena apabila sampai sarang basah maka induk tidak akan mau mengerami telur lainnya, akibatnya bisa gagal menetas untuk sisa telur yang lain, ini biasanya terjadi pada induk yang baru menetaskan pertama kali, karena angsa saya yang satu lagi tidak ada masalah dengan penetasannya. Untuk menghindari induk meninggalkan sarangnya segera pisahkan anak yang baru menetas dari induk maksimun 2 jam dan letakkan ditempat yan bersuhu hangat, dengan menggunakan lampu pijar 60 watt, supaya anak kering dan sarang juga tetap kering. Jangan terlalu lama, karena sang induk nanti seperti tidak mau mengakui anaknya, dan tidak mau dirawat, kecuali memang kita berniat memisahkan anaknya dan dipelihara sendiri.
Diperhatikan bahwa induk angsa akan beraksi aktif atau galak baik  jantan dan betina selama mempunyai anak. Yang unik juga sang jantan akan ikut menjaga anak-anaknya, jadi bukan betinanya saja. Untuk itu ada bahaya juga, sebaiknya kita kurangi gangguan terhadap angsa apabila sedang punya anak, karena angsa dewasa sangat protektif apabila ada yang mendekati anaknya, akibatnya angsa anak suka terinjak angsa dewasa dan bisa mati, yang kedua tertendang angsa dewasa dan terbalik, sehingga tidak bisa bangun, dalam waktu singkat bisa membuat sang anak mati karena lemas.

Kondisi angsa kecil rawan terinjak induk bila ada gangguan

Masa Kritis anak angsa yang saya perhatikan, adalah 5 hari pertama setelah menetas, disini rawan gangguan binatang lain seperti dimakan kucing atau tikus, kedua mati karena kedinginan, terinjak, terbalik, dan kurang makanan dalam kondisi apabila lingkungan kurang bahan makanan, Yang selanjutnya 2 minggu pertama setelah menetas, setelah berumur 2 minggu angsa masih rentan tehadap ancaman binatang lain, terinjak dan kondisi cuaca, namun disini anak angsa sudah lebih kuat terhadap cuaca. Fase selanjutnya adalah berumur 1 bulan, dimana kondisi anak angsa sudah kuat dan tahan terhadap cuaca dan gangguan lain dari binatang lain.
Untuk makanan anak angsa yang dirawat oleh induknya adalah tidak terlalu sulit, bisa kita berikan "dedak" (serbuk halus kulit padi) atau nasi, atau biarkan mereka makan mengikuti induk, biasanya memakan rumput dan serangga kecil, dipekarangan rumah saya sengaja saya tanam rumput jepang dan rumput gajah sehingga sering dimakan mereka.

Induk dan anak angsa makan
Apabila anak angsa hendak kita rawat terpisah dari induk kita harus siapkan kandang khusus dengan lampu penghangat. Apabila kita sudah pisahkan dari induknya dengan waktu yang lama, maka sang induk seperti tidak akan merawat anak angsa tersebut, untuk itu perlu perawatan dari kita sampai berumur 1 bulan dimana kondisi sudah kuat. Sebagai pengalaman beberpa waktu yang lalu telur angsa menetas pada saat hujan deras, sehingga sarang menjadi bsah dan 2 telur sudah menetas tanpa saya sadari. Setelah hujan reda saya lihat induk angsa yang sedang mengerami sudah meninggalkan sarang, itu jarang terjadi kecuali ada sesuatu. Setelah saya dapati ternyata 2 telur sudah menetas dari 3 telur, namun sayang 1 mati karena basah dan seperti terhimpit induknya, dan saya dapati 1 sekarat karena basah, akhirnya yang satu saya bawa masuk dan letakan dikandang anjing yang kosong dan saya tutup sekeliling dengan koran dan saya beri lampu pijar 60 watt, berharap bisa hidup anak angsa yang sekarat ini, besok paginya saya liat anak angsa ini bisa hidup, sampai saya tulis ini sudah 4 hari masih hidup, dan pada hari ketiga ketika saya kembalikan ke induknya, induknya tidak mau merawat, sehingga saya letakan kembali dikandang. untuk makan, saya letakkan dikadang dedak yang dicampur dengan air dan air. Perlu di ingat angsa adalah unggas yang suka air, jadi selalu perlu ada air.

Anak Angsa yang diselamatkan serta telur yang tak menetas


Anak Angsa yang sudah berumur satu bulan biasanya sudah lebih kuat dan tahan terhadap cuaca dan ancaman binatang lain.
Usahakan dikandang yang dibuat diberikan lampu penerangan untuk menambah kehangatan kandang selain anak bila tidur masuk kedalam induk betina supaya hangat
Perhatikan kolam buatan atau sejenisnya yang bisa dimasuki anak angsa, pastikan bisa masuk bisa juga keluar dengan mudah anak angsa, karena anak angsa bisa mati kelelahan dalam air apabila tidak bisa keluar.
Awasi anak angsa yang masih kecil apabila terbalik, karena sulit anak angsa untuk berbalik kembali

Angsa akan tidur


Angsa berjemur


Anak angsa 3 minggu


Anak angsa dan induk mencari makan



Tentang Angsa Dewasa
Angsa dewasa adalah angsa yang setia denga pasangannya, apabila kita hanya memelihara sepsang akan sulit untuk mengabungkan dengan pasangan lain
Angsa akan protektif saat menjaga telur dan anak
Ada saat angsa jantan lebih monogami, artinya aka setia dengan pasanganya, walaupun 1 jantan kuat untuk 3 angsa betina
Angsa adalah binatang teritori, apabila ada angsa baru masuk kekadangnya maka akan menyerang dan mengusir angsa baru tersebut, butuh waktu untuk menerima angsa baru
Makanan angsa sederhana yang penting ada rumput-rumputan di pekarangan kita
Selalu siapkan air buat angsa karena mereka membutuhkan air selalu

Hazli tabah biak anak angsa, ayam

PAGOH 19 Mac - Semakin sukar untuk melihat angsa dipelihara berbanding 30 tahun lalu yang banyak dibiak di kawasan kampung walaupun spesies burung berkenaan senang dijaga dan tidak mudah dijangkiti penyakit.

Kesukaran mendapatkan benih atau anak angsa kerana tidak banyak proses penetasan telur antara faktor utama angsa kurang dipelihara walaupun hakikatnya masih ramai yang berminat untuk memeliharanya terutama di kawasan kampung.

Menyedari tiada pengusaha bumiputera yang menjadi pembekal anak angsa dan potensi besar bidang tersebut mendorong seorang pekebun di Kampung Kechik, Bukit Kepong dekat sini, nekad mengusahakan pembiakan anak angsa.

Hazli Makmur, 41, mengakui berminat membekalkan anak angsa kerana bidang tersebut masih belum diterokai oleh kaum bumiputera di sekitar daerah Muar dan Segamat.

"Hasrat saya untuk memulakan usaha menetaskan telur angsa dan pelbagai unggas seperti ayam kacukan, itik dan ayam belanda mendapat galakan abang yang membantu mengeluarkan modal sebanyak RM15,000 setahun lalu.

"Wang tersebut saya gunakan untuk membina beberapa buah reban dan memagar kawasan belakang rumah berkeluasan 0.5 hektar selain mendapatkan induk angsa, itik, ayam dan ayam belanda," katanya ketika ditemui di rumahnya di Kampung Kechik, baru-baru ini.

Pada awal pembabitannya dalam usaha tersebut, pelbagai cabaran terpaksa diharungi Hazli terutama ketika cuba menghasilkan alat penetas telur dengan berbekalkan pengalaman dan sedikit pengetahuan dalam bidang elektronik.

Kegagalan untuk mendapatkan bantuan mesin penetas telur memaksanya mencari jalan untuk menghasilkan alat tersebut dengan membuat rujukan menerusi internet dan beberapa kali menemui kegagalan semasa membuat penyelarasan suhu tepat alat tersebut.

Namun usahanya itu akhirnya berjaya menghasilkan alat penetas telur dengan modal kira-kira RM100 bagi sebuah mesin berkapasiti 60 biji telur berbanding alat tersebut dalam pasaran yang mencecah sehingga RM3,000 dan boleh menetaskan 500 biji telur dalam satu masa.

Dia pernah mengalami kerugian apabila ratusan telur angsa, itik dan ayam kacukan yang hampir menetas rosak akibat gagal menyelaraskan tahap kelembapan dalam alat penetas yang tidak tepat ketika usaha awalnya setahun lalu.

"Jika kadar kelembapan tidak mencukupi kulit telur akan menjadi keras dan anak angsa atau ayam tidak akan menetas dan rosak, sebaliknya jika kadar kelembapan mencukupi kulit telur akan menjadi lembut dan memudahkan proses penetasan," katanya.

Namun semua masalah tersebut berjaya diatasi dan dia kini mampu menetaskan kira-kira 300 biji telur pelbagai jenis unggas sebulan termasuk itik, ayam belanda, ayam kacukan dan ayam mutiara yang mendapat sambutan baik daripada pembeli.

"Daripada jumlah tersebut, kira-kira 20 hingga 30 biji telur yang menetas adalah angsa yang boleh dijual dengan harga RM80 seekor, sementara lain-lainnya bergantung kepada usia dan jenis bermula dari RM2.80 sehingga RM50 seekor.

"Alhamdulillah, setakat ini saya tidak mempunyai masalah memasarkan semua benih unggas yang dihasilkan dan berjaya memberi hasil pulangan yang boleh dikatakan lumayan, berbaloi dengan tenaga dan modal yang saya keluarkan," kata bapa kepada dua cahaya mata yang berhasrat menjadi pembekal anak puyuh suatu masa nanti.

Hazli mengakui memelihara angsa tidak begitu sukar kerana unggas itu tahan lasak dan tidak mudah dijangkiti penyakit selain tidak cerewet dalam soal makanan selain tidak memerlukan reban khas seperti ayam atau itik, cukup sekadar kawasan yang berpagar.

Bagi mengelakkan gangguan serta rasa kurang selesa dalam kalangan jirannya, dia sentiasa menjaga kebersihan kawasan reban selain memastikan ternakannya tidak terlepas dan mengganggu tanaman jiran.

"Walaupun setakat ini ternakan saya tidak pernah menyebabkan penularan atau dijangkiti penyakit, saya tetap memberi perhatian terhadap aspek kebersihan dan setiap hari akan membersihkan kawasan sekitar," katanya.

Menurutnya, ramai yang tidak tahu angsa sebenarnya boleh berfungsi sebagai ?pengawal? rumah kerana akan membuat bising jika melihat kehadiran orang atau binatang selain boleh menghindarkan ular kerana reptilia itu tidak suka dengan najisnya serta menjadi ?mesin rumput? di halaman rumah kerana angsa suka memakan rumput.




Sunday, September 11, 2016

Cara Praktis Merawat DOD Bebek yang Baru Menetas

Dalam penanganan anak bebek yang baru menetas atau serin di sebut DOD Bebek sagatlah perlu penanganan da perhatian ekstra, setidaknya hingga umur DOD mencapai 2 minggu. Karna jika kita salah menangani saja akan berakibat kematian.
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan DOD Bebek mengalami kematian yaitu

Suhu Ruang Kandang yang Dingin, Menjadi faktor utama yang dapat membuat DOD Unggas mati, termasuk Anak Bebek. Tanda-tanda anak Bebek yang merasakan kedinginan adalah biasanya anak Bebek berkumpul menjadi satu dan bertumpuk-tumpuk, jika kita melihat tanda-tanda ini, segera kita harus menghangatkan ruangan kandang dengan Lampu Bohlam Pijar, yang di dekatkan ke anak Bebek atau dengan menambahkan jumlah Bohlam Lampunya.

Kandang yang Becek, karna anak Bebek suka main air, faktor satu ini bisa sanagt berbahaya karna anak bebek akan kedinginan atau mudah terjangkit penyakit, jadi kebersihan kandang harus terjaga.

Makanan Pur kususnya jangan sampai telat, minum juga penting, kalo 2 faktor ini kurang anak bebek akan mati, huduppun akan kuntet atau susah besar


Untuk Cara Praktis Penangan Anak Bebekanya bisa disimak di bawah ini,

1.  Anak Bebek berumur 0 - 7 Hari, ditempatkan di  kandang yang tertutup, bisa berupa BOX  seperti kardus yang tidak banyak berlubang. Atur suhu ruangan di kisaran 30 drajat Celcius, penghangatan dilakukan 24 jam non stop. sediakan airminum dan makanan secukupnya.

2.  Anak Bebek berumur 7 - 14 Hari, masi ditempatkan di kandang yang sama, Atur suhu 26 drajat Celcius, penghangatan dilakukan hanya dimalam hari saja. sediakan makanan yang cukup, agar gizi terpenuhi, dan sediakan minum yang cukup pula bisa ditambah dengan Vitamin. Namun perlu diperhatikan air jangan sampai membasahi lantai kandang karna bebek bisa kedinginan, ataupun terserang penyakit.

3. Anak Bebek berumur 14 - 30 Hari, pindahkan kekandang yang lebih besaran, Berikanlah penghangatan seperlunya ( jika udara dingin dan pada malam hari saja , suhu hangat saja). Pemberian makanan dan minum serta vitamin harus intensif, kara akan menentukan pertumbuhan anak bebek kedepanya, bila kurang gizi anak bebek akan kuntetan. Namun tetap diperhatikan juga lantai kandang Bebek jangan sampai becek, karna di usia segini anak bebek sudah senang bermain air di tempat minumnya.

4. Anak Bebek berumur diatas 30 Hari, pindahkan kekandang pembesaran atau bisa di umbar, difase ini kita bisa menyortir Anak Bebek untuk sesuai keperluannya, (Penggemukan, Petelor, atau di Jadikan Bibit). perawatan pun disesuaikan dengan kepentinganya. (yang pasti gizi bebek harus terpenuhi, dan jangan sampai kekurangan air).

Jenis-Jenis Kandang Bebek Yang Ideal

CARA MEMBUAT KANDANG BEBEK KERING

Bagi para sahabat pati yang  mempunyai lahan sempit/kecil , jangan putus asa kita masih bisa memlihara bebek yang kita sukai dengan system "Ternak bebek Kering " maksudnya adalah kita memelihara bebek dalam kandang tanpa menyediakan kolam untuk bebek berenang. Pada umumnya bebek memang lebih menyukai lahan basah sebagai tempat mencari makan namun itu semua bisa dimodifikasi menjadi beternak bebek full di lahan kering atau kandang kering. Beternak bebek secara kering ini banyak diaplikasikan untuk beternak bebek petelur, yang dibudidayakan meyerupai kandang ayam petelur. Kita ketahui bahwa bebek meiliki kebiasaan bertelur di sembarang tempat khusus bagi bebek yang digembalakan. Hal ini menjadi kedala dan faktor kerugian bagi peternak, karena sering sekali tidak dapat menemukan telur bebek yang mereka gembalakan.

kandang bebek baterai untuk ternak images 

Tujuan utama membuat kandang ternak bebek secara kering ini adalah:
Menghemat lahan, dengan meniru kandang ayam petelur yang berupa kotak-kotak jaring tentu saja lahan yang digunakan jauh lebih kecil dibandingkan ternak bebek secara lepas.
Efisiensi pakan, pada kandang ternak bebek kering akan dibuat tempat pakan secara khusus, seperti pada ternak ayam petelur.
Semua telur itik dapat dikumpulkan
Adapun kekurangan dari system budiday bebek kering ini diantaranya:
Tingginya tingkat stress dari bebek yang dikurung dalam sangkar kecil, sebab bebek pada dasarnya unggas penjelajah dan hewan gembalaan. Tingkat stress ini bisa diturunkan dengan pemberian vitamin C secara rutin.
Biaya bangunan kandang dan peralatan yang mahal, beternak bebek secara kering akan membutuhkan tempat pakan, tempat minum, dan box yang terbuat dari bambu atau besi yang digunakan untuk sangkar bebek.

kandang bebek ranch ren untuk ternak

Kandang bebek kering ini sama dengan ayam petelur jenisnya sering disebut dengan kandang baterai. Dalam setiap box baterai haruslah dimuat itik jantan dan betina secara bersamaan. Perbandingan jantan dan betita itik sebaiknya 1: 3, artinya dalam satu box baterai terdapat 1 ekor bebek jantan dan 3 ekor bebek betina. Bahan kandang yang paling murah adalah dari bambu namun daya tahannya relative singkat, dan bahan lainnya terbuat dari besi walaupun harganya lebih mahal tapi daya tahan bateray cukup lama.


Bebek yang dapat dimasukkan ke bateray ini adalah bebek dara, sedangkan anak bebek atau DOC tidak dapat dipelihara di bateray. Jadi dibutuhkan juga kandang khusus untuk anak bebek sebelum dara.